BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 28 Mei 2009

Aman Memelihara Kucing

Cuci tangan setelah memegang atau menyentuh kucing.

KOMPAS.com - Ada banyak alasan mengapa memelihara kucing. Faktor kesetiaan kucing kerap jadi pertimbangan. Ada yang bilang, kucing hanya setia pada rumah majikan, ketimbang pemiliknya. "Kucing yang saya bawa pulang dari klinik lebih mengenal mobil saya daripada rumah saya! Itulah keunikan kucing: setia akan tempat yang sudah dikenalnya," ujar Drh. Cut Nurmaini, dokter hewan sekaligus pemilik Klinik Hewan Veterinary Surgeon, Bekasi.

Sebenarnya, karakter kucing yang manja memudahkan pemeliharanya, karena tak butuh pemeliharaan yang repot. Cukup dengan disayang, disentuh, dan dibelai, kucing sudah jadi hewan peliharaan yang manis. Secara mendetail, karakter kucing sendiri bergantung pada ras dan jenisnya, serta faktor hormon yang diberikan selama pemeliharaannya.

Seputar asma dan toksoplasma

Berdasarkan survei sederhana yang dilakukan majalah Prevention, keengganan memelihara kucing terletak pada aspek kesehatan. Kucing sering dikaitkan sebagai pemicu datangnya penyakit seperti asma, alergi, dan toksoplasma. Menurut Drh. Cut, asma secara logis berhubungan dengan kotoran dan debu yang beterbangan. Memang benar, bulu kucing bisa membuat kita bersin-bersin. Tetapi itu bisa jadi hanya pada masa-masa awal kehadiran kucing di rumah. Setelah itu, kita akan terbiasa. "Saya punya pasien yang asma, tapi asmanya tidak pernah kambuh meski ia memelihara kucing, "kata Drh. Cut.

Sedangkan untuk kasus toksoplasma, bisa dibilang virusnya agak unik dan berkembang di dalam tubuh kucing dengan sempurna. Tetapi, jangan panik dulu. Fakta tadi tidak bisa kita jadikan patokan bahwa semua kucing pasti terinfeksi toksoplasma. "Toksoplasma dikeluarkan bersama kotoran kucing, dan tidak setiap saat. Ada waktu-waktu tertentu oosit toksoplasma dikeluarkan bersama kotoran. Bahkan, kasus toksoplasma lebih banyak terjadi pada binatang pemakan daging mentah atau setengah matang. Pada kambing, misalnya, kemungkinannya terinfeksi toksoplasma adalah 80%, jelas Drh. Cut.

Memegang atau menyentuh kucing pun tidak lantas langsung membuat kita terinfeksi. Menurut Drh. Cut, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar lima hari untuk bisa tertular toksoplasma.

Yang perlu dicermati dari penyakit kucing yang bisa menular adalah scabies, yang disebabkan oleh kutu. Kontak langsung akan mengakibatkan kita terinfeksi kutu ini. "Hal ini juga terjadi pada mereka yang memiliki hewan peliharaan kelinci. Sepengetahuan saya, belum ada penelitian yang menunjukkan penyakit lainnya yang disebabkan oleh kucing," papar Drh. Cut.

Aman untuk anak

Sejauh kita bisa memperhatikan faktor kebersihan dan kesehatan, memelihara kucing tidak akan mendatangkan masalah -malah seisi keluarga bisa terhibur dengan kehadirannya. Supaya Anda tak ragu memelihara kucing, coba ikuti tip Drh. Cut tentang pemeliharaannya:

1. Bersihkan kotoran kucing segera. Siram dengan air, lalu cuci dengan sabun. Hindari kontak langsung dengan kotoran, sebaiknya pakai sarung tangan.

2. HIndari memberi makanan mentah pada kucing. Berikan makanan yang telah dimasak atau makanan khusus untuk kucing.

3. Berikan vaksin pada kucing setahun sekali. Ini berlaku bagi kucing dari berbagai jenis, baik yang berbulu panjang maupun pendek. "Vaksin yang saya berikan biasanya Rhinotracheitis, Calicivirus, dan Panleukopenia. Sedangkan vaksin Rabies wajib diberikan kepada kucing, sesuai dengan undang-undang. Ibaratnya, tak ada ampun bagi hewan yang sudah terinfeksi Rabies," kata Drh. Cut.

Agar anak-anak bisa berinteraksi dengan kucing kesayangannya tanpa harus membuat kita khawatir, utamakan selalu kebersihan. Ajarkan mereka untuk selalu mencuci tangan setelah memegang, menyentuh, atau bermain-main dengan kucing. Jika semua ini terpenuhi, kucing menjadi hewan yang aman dipelihara. Bahkan untuk Anda dengan anak usia balita.

miliknya. "Kucing yang saya bawa pulang dari klinik lebih mengenal mobil saya daripada rumah saya! Itulah keunikan kucing: setia akan tempat yang sudah dikenalnya," ujar Drh. Cut Nurmaini, dokter hewan sekaligus pemilik Klinik Hewan Veterinary Surgeon, Bekasi.

Sebenarnya, karakter kucing yang manja memudahkan pemeliharanya, karena tak butuh pemeliharaan yang repot. Cukup dengan disayang, disentuh, dan dibelai, kucing sudah jadi hewan peliharaan yang manis. Secara mendetail, karakter kucing sendiri bergantung pada ras dan jenisnya, serta faktor hormon yang diberikan selama pemeliharaannya.

Seputar asma dan toksoplasma

Berdasarkan survei sederhana yang dilakukan majalah Prevention, keengganan memelihara kucing terletak pada aspek kesehatan. Kucing sering dikaitkan sebagai pemicu datangnya penyakit seperti asma, alergi, dan toksoplasma. Menurut Drh. Cut, asma secara logis berhubungan dengan kotoran dan debu yang beterbangan. Memang benar, bulu kucing bisa membuat kita bersin-bersin. Tetapi itu bisa jadi hanya pada masa-masa awal kehadiran kucing di rumah. Setelah itu, kita akan terbiasa. "Saya punya pasien yang asma, tapi asmanya tidak pernah kambuh meski ia memelihara kucing, "kata Drh. Cut.

Sedangkan untuk kasus toksoplasma, bisa dibilang virusnya agak unik dan berkembang di dalam tubuh kucing dengan sempurna. Tetapi, jangan panik dulu. Fakta tadi tidak bisa kita jadikan patokan bahwa semua kucing pasti terinfeksi toksoplasma. "Toksoplasma dikeluarkan bersama kotoran kucing, dan tidak setiap saat. Ada waktu-waktu tertentu oosit toksoplasma dikeluarkan bersama kotoran. Bahkan, kasus toksoplasma lebih banyak terjadi pada binatang pemakan daging mentah atau setengah matang. Pada kambing, misalnya, kemungkinannya terinfeksi toksoplasma adalah 80%, jelas Drh. Cut.

Memegang atau menyentuh kucing pun tidak lantas langsung membuat kita terinfeksi. Menurut Drh. Cut, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar lima hari untuk bisa tertular toksoplasma.

Yang perlu dicermati dari penyakit kucing yang bisa menular adalah scabies, yang disebabkan oleh kutu. Kontak langsung akan mengakibatkan kita terinfeksi kutu ini. "Hal ini juga terjadi pada mereka yang memiliki hewan peliharaan kelinci. Sepengetahuan saya, belum ada penelitian yang menunjukkan penyakit lainnya yang disebabkan oleh kucing," papar Drh. Cut.

Aman untuk anak

Sejauh kita bisa memperhatikan faktor kebersihan dan kesehatan, memelihara kucing tidak akan mendatangkan masalah -malah seisi keluarga bisa terhibur dengan kehadirannya. Supaya Anda tak ragu memelihara kucing, coba ikuti tip Drh. Cut tentang pemeliharaannya:

1. Bersihkan kotoran kucing segera. Siram dengan air, lalu cuci dengan sabun. Hindari kontak langsung dengan kotoran, sebaiknya pakai sarung tangan.

2. HIndari memberi makanan mentah pada kucing. Berikan makanan yang telah dimasak atau makanan khusus untuk kucing.

3. Berikan vaksin pada kucing setahun sekali. Ini berlaku bagi kucing dari berbagai jenis, baik yang berbulu panjang maupun pendek. "Vaksin yang saya berikan biasanya Rhinotracheitis, Calicivirus, dan Panleukopenia. Sedangkan vaksin Rabies wajib diberikan kepada kucing, sesuai dengan undang-undang. Ibaratnya, tak ada ampun bagi hewan yang sudah terinfeksi Rabies," kata Drh. Cut.

Agar anak-anak bisa berinteraksi dengan kucing kesayangannya tanpa harus membuat kita khawatir, utamakan selalu kebersihan. Ajarkan mereka untuk selalu mencuci tangan setelah memegang, menyentuh, atau bermain-main dengan kucing. Jika semua ini terpenuhi, kucing menjadi hewan yang aman dipelihara. Bahkan untuk Anda dengan anak usia balita.

CIRI - CIRI KUCING YANG BAIK DAN BURUK

Forums » General discussions » CIRI - CIRI KUCING YANG BAIK DAN BURUK

Page 1 2 next
Avatar

CIRI - CIRI KUCING YANG BAIK DAN BURUK
Banyak orang Jawa sampai sekarang masih percaya bahwa
memelihara kucing harus hati-hati, karena ada yang membawa rejeki dan ada pula
yang justru akan membawa kesengsaraan. Berikut ini beberapa jenis kucing dan
pengaruhnya terhadap yang memelihara.
1. Bramapati. Kucing dengan bulu berwarna kembang asem atau kuning
kemerah-merahan, ekornya ada yang panjang ada yang pendek (bundel). Bramapati
berekor panjang dipercaya pertanda buruk, jadi tidak baik untuk dipelihara.
Mereka yang memelihara kucing ini dipercaya akan sering kehilangan dan sangat
boros dalam pengeluaran. Sebaliknya untuk Bramapati berekor bundel dengan
kombinasi bulu warna bule (kuning pucat), sangat dianjurkan untuk dipelihara
karena walaupun menyebabkan sangat boros tapi membawa keselamatan.
2. Janggamengku. Kucing ini bulunya berwarna putih dengan garis hitam memanjang
dari kepala ke dada. Kucing ini dipercaya membawa keberuntungan dan keselamatan.
3. Sanggabuwana. Kucing dengan warna putih sampai dada dan pada punggungnya
terdapat bagian berwarna hitam. Tidak baik untuk dipelihara karena dipercaya
yang memelihara akan sering mendapatkan serangan penyakit.
4. Kusumawibawa, yaitu kucing yang bulunya berwarna putih pada kepala dan
telapak kakinya. Konon kucing jenis ini adalah pembawa rejeki.
5. Putrakajantaka, yaitu kucing dengan bulu yang berwarna hitam mulus dan
berekor panjang. Dipercaya sebagai pembawa petaka karena mempunyai watak ingin
menumpahkan darah. Yang memelihara akan sering mendapat kesusahan dan kehilangan
orang-orang yang dikahisinya.
6. Waluntamanggal, yaitu kucing yang berwarna hitam dan pada perut ada bagian
yang berwarna putih. Kucing ini baik untuk dipelihara karena membawa pertanda
baik, segala keinginan akan terpenuhi dan akan mendapat perlindungan dan
keselamatan.
7. Candramawa. Kucing yang mempunyai banyak unyeng-unyeng, warnanya bisa apa
saja. Jika memelihara kucing ini, Anda akan menjadi orang yang dihormati dan
memperoleh keberuntungan yang besar.
8. Wisnutapa adalah kucing yang tidak dapat bersuara. Memelihara kucing ini
dipercaya akan tercapai semua cita-cita dan membawa keselamatan.